Cureh adalah nama sebuah lembah yang berada di perbatasan gampong Lheue dan Mesalee, dimana pada zaman dulu sebelum kemerdekaan sering berkeliaran binatang buas (harimau). Pada suatu seorang petani (masyarakat) datang ke lembah tersebut dengan maksud hendak mencari rotan, namun petani tersebut diterkam oleh harimau, setelah masyarakat tau mereka mencari dan hanya menemukan potongan tubuh petani tersebut yaitu cureuh (tulang kering) nya saja. Sekitar tahun 1977 oleh tokoh masyarakat dan mukim Empee Ara mengusulkan kepada camat (pada saat itu Yahya Amin) supaya gampong Lheue bisa dijadikan dua gampong, mengingat gampong lheue pada saat itu adalah gampong yang sangat luas wilayahnya dan padat penduduknya. Hal ini ditanggapi oleh pihak kecamatan dan memerintahkan untuk membuat peta dan jumlah kepala keluarga dan lainnya yang kemudian diusulkan ke provinsi dan seterusnya ke pusat (Jakarta) untuk ditindaklanjuti. Maka pada tahun 1972 lahirlah gampong Cureh yang diambil dari nama lembah tersebut, kemudian diangkatlah keuchik pertama yaitu Yahya Ahmad sekaligus beliau merangkap sebagai kepala mukim Empee Ara pada saat itu. Sampai saat ini gampong Cureh adalah belahan (pemekaran) dari gampong lheue yang diapit oleh sungai Krueng Aceh disebelah selatan dan timur.